BIAYA PRODUKSI

Biaya produksi adalah jumlah kompensasi yang diterima pemilik faktor produksi yang dipergunakan dalam proses produksi yang bersangkutan, Konsep biaya sangat erat hubungannya dengan jumlah produk yang dihasilkan, sehingga dikenal ada Biaya Total, Biaya Tetap, Biaya Variabel, Biaya Rata-tata dan Biaya Marjinal
 Biaya total (total cost) adalah seluruh biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi tiap tingkat output. Biaya total (TC) dibagi atas dua bagian yaitu Biaya Tetap  atau Fixed Cost (FC) dan biaya variabel atau variable cost (VC). Secara matematis dapat dituliskan: TC = FC + VC
Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang tidak berubah dengan berubahnya produksi. Biaya ini sering pula disebut sebagai biaya prasarana atau biaya tak terhindarkan. Dalam suatu usahaternak, biaya ini umumnya untuk membeli faktor produksi yang tidak habis pakai dalam satu kali proses produksi, misalnya kandang, mesin perah susu, kendaraan, sapi perah dan lain-lain (Ilustrasi 4.6.)
Biaya variabel (variable cost) adalah seluruh biaya yang berubah langsung mengikuti perubahan produk, bila produk naik maka biaya variabel akan naik dan sebaliknya
Dalam usahaternak pada umumnya berasal dari faktor produksi yang habis dalam satu kali proses produksi, misalnya pakan, bahan bakar, obat-obatan dan lain-lain (Ilustrasi 4.6.)



Kurva biaya tetap merupakan garis lurus sejajar sumbu x (output) karena besarnya tidak dipengaruhi besarnya produk.
Kurva biaya variabel tampak melengkung mengikuti efisiensi penggunaan faktor produksi .Apabila secara teknis penggunaan faktor produksi efisien (yang digambarkan oleh elastisitas produksi) maka biaya variabelnya akan rendah, sehingga bila ada kenaikan efisiensi penggunaan faktor produksi akan ada penurunan biaya variabel dan sebaliknya bila ada penurunan efisiensi faktor produksi menyebabkan kenaikan biaya variabel.
Kurva biaya total merupakan penjumlahan biaya tetap dan biaya variabel.
Biaya rata-rata (average cost) adalah biaya keseluruhan untuk menghasilkan suatu output tertentu dibagi dengan jumlah unit produk yang dihasilkan atau merupakan biaya per unit produksi.
Biaya rata-rata dapat dibedakan atas  Biaya Total Rata-rata (ATC),  Biaya tetap Rata-rata (AFC) dan Biaya Variabel Rata-rata (AVC).

dimana Y = total produk 






Biaya variabel rata-rata adalah total biaya variabel dibagi dengan total jumlah produksi atau biaya variabel per satu satuan output.
Apabila faktor produksi variabel adalah X ,dan harganya Hx,
maka biaya variabel adalah VC = X.Hx.

Apabila  output adalah Y, maka   AVC = X.Hx / Y.      à = X/Y . Hx
Y/X = produksi rata-rata, maka  AVC = Hx / Produksi Rata-rata atau (= Hx /PR)
Oleh karena itu apabila:                PR meningkat    à AVC akan turun
                                                                PR max               à AVC minimum
                                                                PR turun             à AVC naik
Biaya variabel rata-rata akan turun dan naik bila produksi ditingkatkan (ilustrasi 4.7.), tetapi biaya tetap rata-rata akan terus menerus turun bila jumlah produk ditingkatkan (ilustrasi 4.8.).
Biaya marjinal (manginal cost) adalah besarnya tambahan biaya sebagai akibat bertambahnya satu satuan produk yang dihasilkan.




 













Karena (Marginal Product)

Oleh karena itu apabila:                                MP meningkat  à MC turun
                                                                MP maksimum à MC minimum
                                                                MP turun             à MC naik




Bagaimana hubungan antara kurva produksi dan biaya produksi dapat digambarkan pada ilustrasi 4.10 .
Pada saat saat kurva TP mencapai titik balik dari increasing ke decreasing return, saat itu kurva PM mencapai maksimum dan kurva MC mencapai minimum.
Pada saat EP=1 (membentuk sudut α maksimum), maka kurva PM berpotongan dengan AP (PM=AP) dan pada saat itu pula kurva MC berpotongan dengan AVC (MC=AVC) dimana pada saat itu AP ada pada tingkat maksimum dan AVC ada pada tingkat minimum.
Pada saat kurva TP mencapai maksimum, maka kurva ATC mencapai minimum. Pada saat itu PM =0 dan kurva ATC berpotongan dengan MC

KAPASITAS  PRODUKSI, HARGA  DAN KEUNTUNGAN  MAKSIMUM
Kapasitas produksi suatu perusahaan sangat ditentukan oleh perkembangan harga produk di pasar.
Perusahaan yang rasional akan menentukan kapasitas produksi  dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan maksimum.
Kurva biaya produksi diturunkan dari kurva produksi oleh karena itu penentuan kapasitas produksi dapat didekati melalui pendekatan kurva biaya dimana  keuntungan maksimum akan dicapai pada saat MC = MR dan = Hy (Ilustrasi 4.11)

Untuk memperoleh keuntungan maksimum maka kapasitas produksi harus diatur sebagai berikut (berdasarkan ilustrasi 4.11):
          Bila harga produk (Y) = H1 à kapasitas produksi harus sebesar Y1 (saat MC=MR=Hx) , pada posisi demikian dengan ATC sebesar Y1K atau OB1 
Berarti penerimaan         =  OY1. Y1L atau OY1.OH1
Biaya                     = OY1.OK atau OY1.OB1
Keuntungan                       = (OY1.OH1) – (OY1.OB1) atau B1H1 . B1K.
          Bila harga Y = H2 (saat ATC = MC)
Maka kapasitas produksi harus Y2 agar keuntungan maksimum yaitu saat (MC = MR=Hx).
Berarti penerimaan         = OY2.  Y2M atau OY2.OH2
Biaya                     = OY2. Y2M atau OY2.OH2
Keuntungan        = 0 (Normal profit) artinya tidak ada keuntungan dan tidak ada kerugian.
Oleh karena itu mulai titik M (ATC = MC) ke kanan, atau kapasitas produksi > Y2 dimulainya kurva penawaran.


          Bila harga Y = H3 (AVC = MC)
Agar  keuntungan maksimum kapasitas produksi harus Y3
Penerimaan                       = OY3. Y3Q atau OY3. OH3
Biaya                        = OY3.Y3P atau OY3.OH5 à biaya lebih besar dari     penerimaan
Besar kerugian  = H3QPH5
Dalam keadaan tersebut perusahaan masih bisa berproduksi meskipun tidak mampu bayar AFC, karena seluruh penerimaan hanya cukup untuk menutup seluruh biaya variabel saja.

Tidak ada komentar: